Halsel. Program Retret Kepala Desa se-Kabupaten Halmahera Selatan yang digelar di Kampus Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Jatinangor, Jawa Barat, mendapat perhatian dan apresiasi tinggi dari berbagai kalangan. Salah satunya datang dari Ketua Kongres Advokat Indonesia (KAI), Halmahera Selatan, Naimudin K. Habib, yang menilai kegiatan tersebut sebagai terobosan cerdas dan visioner dalam membangun pemerintahan desa yang berintegritas dan berdaya saing.
Naimudin memandang retret ini bukan sekadar kegiatan seremonial, tetapi langkah strategis untuk memperkuat karakter, etika, dan kepemimpinan kepala desa.
“Retret di lingkungan akademik seperti IPDN memperkuat nilai-nilai pengabdian dan tanggung jawab moral para pemimpin desa. Ini adalah investasi jangka panjang dalam kualitas tata kelola pemerintahan di akar rumput,” ujar Naimudin.
Ia juga mengingatkan bahwa tanpa pembinaan moral dan integritas, banyak aparatur desa yang bisa terjebak dalam praktik maladministrasi dan hukum pidana korupsi desa.
“Kepala desa adalah ujung tombak pelayanan publik. Jika mereka kehilangan arah, maka masyarakatlah yang paling menderita. Retret seperti ini menjadi pagar etika agar kita tidak terjerumus pada kesalahan fatal,” tegasnya.
Program retret ini turut mendapat penghargaan langsung dari IPDN, sebuah bukti pengakuan akademik nasional atas inovasi Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan.
“Tidak semua daerah mendapat apresiasi seperti ini. Penghargaan dari IPDN menunjukkan bahwa Halmahera Selatan telah menjadi contoh pembinaan aparatur desa yang diakui secara nasional,” tambahnya.
Sebagai praktisi hukum senior dan Ketua KAI, Naimudin menegaskan pentingnya keterlibatan lembaga pendidikan tinggi dalam memperkuat fondasi hukum dan etika pemerintahan desa.
“Pendekatan berbasis pendidikan dan nilai-nilai moral adalah fondasi utama pencegahan penyalahgunaan wewenang. Saya mendorong agar program seperti ini menjadi agenda nasional,” katanya.
Dalam pandangannya, kepala desa bukan hanya pejabat administratif, melainkan pemimpin spiritual dan sosial bagi warganya.
“Ketika kepala desa memahami arti pelayanan dengan hati, bukan hanya tugas, maka seluruh desa akan hidup dalam keadilan dan kepercayaan,” ungkap Naimudin dengan nada haru.
Melihat kesuksesan Halmahera Selatan, Naimudin mengajak daerah lain untuk meniru langkah progresif ini.
“Sudah saatnya kabupaten lain mengikuti jejak Halmahera Selatan. Mari kita bangun sinergi nasional untuk memperkuat desa-desa di Indonesia dengan pendekatan pembinaan, bukan sekadar pengawasan,” serunya.
Kegiatan retret ini tidak hanya mempererat hubungan antarkepala desa, tetapi juga menandai komitmen Halmahera Selatan dalam membangun pemerintahan desa yang profesional, berintegritas, dan berkarakter. Penghargaan dari IPDN menjadi simbol bahwa pemerintahan yang berakar pada nilai dan pengetahuan adalah kunci menuju Indonesia yang kuat dari desa.

