Obi-Dodominews.com- Dunia pendidikan kembali tercoreng. Seorang kepala sekolah di SD Negeri 155 Halmahera Selatan diduga melakukan tindakan intimidatif terhadap siswa-siswinya dengan cara yang mengejutkan: mengancam mereka tidak akan dinaikkan kelas jika tidak memberikan minyak goreng.
Insiden ini terungkap setelah beberapa orang tua siswa melaporkan kejadian tersebut kepada awak media. Menurut kesaksian mereka, kepala sekolah secara terang-terangan meminta siswa membawa minyak goreng sebagai bentuk “Keterampilan”, dan mereka yang tidak memenuhi permintaan itu diancam akan diberi sanksi keras tidak naik kelas.
“Anak saya pulang menangis karena takut tidak naik kelas hanya karena tidak membawa minyak goreng. Ini sudah bukan pendidikan lagi, ini pemerasan!” ujar salah satu wali murid dengan nada geram.
Di sisi lain Praktisi pendidikan John Paul Sipondak, S.Pd, Gr, menjelaskan Yang di maksudkan oleh kurikulum Merdeka “Keterampilan” merujuk pada kemampuan peserta didik untuk menerapkan pengetahuan dan pemahaman mereka dalam berbagai konteks, serta mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, berkomunikasi, dan berkolaborasi. Kurikulum Merdeka menekankan pada pengembangan keterampilan esensial yang relevan dengan kebutuhan abad ke-21, seperti 4C (critical thinking, creativity, communication, dan collaboration).
“Jadi bukan lagi zamannya siswa disuru membawa minyak kelapa dan sapu lidi, mungkin kepsek dan para guru di SD 155 kurang atau bahkan tidak paham sama sekali dalam pengoperasian standar kurikulum ataukah faktor penyebabnya adalah kurang literasi alias kepsek dan guru kurang membaca perkembangan dan penerapan kurikulum Pendidikan yan berlaku saat ini” Jelas John.
Orang tua murid meminta agar dinas pendidikan mengevaluasi serta memberikatan teguran keras.
“Saya harap kepsek ini harus di evalusi, karena ini menyusahkan siswa dan orang tua murid, jika tidak diavalusi jangan salahkan kami jika sekolah kami palang. Tegas salah satu orang tua murid, yang egan disebutkan namanya. (Red).

