Halmahera Selatan mengenang sosok Dr. Muhammad Kasuba, bukan sekadar sebagai bupati dua periode, namun sebagai arsitek perubahan sosial yang menempatkan rakyat sebagai pusat pembangunan.
Melalui kebijakan pendidikan gratis dan kesehatan gratis, ia membuktikan bahwa kepemimpinan bukan tentang kekuasaan, melainkan tentang keberpihakan kepada manusia. Dua program itu ikon menjadi kemajuan Halmahera Selatan — menjadikan wilayah kepulauan ini dikenal karena keberaniannya membangun sumber daya manusia dari akar rumput.
Bayangkan jika generasi Halsel tumbuh tanpa kesempatan sekolah karena biaya, atau warga di pesisir terpaksa menanggung derita karena tak mampu berobat. Tanpa program pendidikan dan kesehatan gratis yang digagas Dr. Kasuba sejak 2007, ribuan anak mungkin kehilangan masa depan, dan banyak keluarga kecil akan terus hidup dalam infeksi. Kehilangan arah pembangunan manusia berarti kehilangan masa depan daerah.
Kepemimpinan yang berpihak pada rakyat seperti inilah yang harus dijaga, agar sejarah tidak kembali ke masa ketika pendidikan dan kesehatan hanya bisa dinikmati oleh kalangan tertentu.
Data menunjukkan keberhasilan nyata. Program pendidikan gratis meningkatkan angka partisipasi sekolah dari 72% menjadi 92%, dan menurunkan angka putus sekolah hingga di bawah 5%.
Lebih dari 600 mahasiswa Halsel menyelesaikan perjalanan kuliah di berbagai universitas ternama di Indonesia.
Di bidang kesehatan, kebijakan pelayanan gratis menurunkan angka kematian ibu dan bayi sebesar 27%, serta memperluas akses layanan kesehatan hingga ke 42 desa terpencil.
Ribuan warga Halsel hari ini menjadi Saksi hidup bahwa kebijakan pro-rakyat mampu mengubah nasib suatu daerah.
Sebagai bupati dua periode (2005–2015), Dr. Muhammad Kasuba menjalankan kebijakan berdasarkan kerangka hukum dan visi nasional dalam pembangunan manusia.
Kebijakannya sejalan dengan program pemerintah pusat seperti Wajib Belajar 12 Tahun dan Jaminan Kesehatan Nasional, tetapi diterjemahkan ke konteks lokal dengan pendekatan daerah kepulauan.
Langkah strategis seperti penambahan 150 tenaga medis, pembangunan 19 puskesmas, serta pemberian beasiswa daerah menunjukkan pengelolaan pemerintahan yang terukur dan berorientasi pada hasil. Ia dikenal sebagai pemimpin yang berwawasan kebangsaan, religius, dan berorientasi pada kesejahteraan sosial.
Dr. Muhammad Kasuba memahami bahwa pembangunan sejati bukan diukur dari jumlah bangunan, tetapi dari senyum anak-anak yang bisa sekolah tanpa rasa cemas dan ibu-ibu yang bisa berobat tanpa rasa takut biaya.
Setiap kebijakan yang ia ambil lahir dari keyakinan bahwa setiap manusia — tanpa melihat latar belakang ekonomi — berhak mendapatkan kesempatan yang sama.
Kebijakan warisannya menjadi simbol cinta, kepedulian, dan pengabdian tulus kepada masyarakat Halmahera Selatan.
Itulah nilai kemanusiaan yang menjadikannya abadi dalam ingatan rakyat.
Kini, semangat dan kebijakan yang dirintis Dr. Kasuba terus diikuti dan diterapkan oleh berbagai generasi pemimpin daerah.
Pendidikan gratis dan layanan kesehatan rakyat telah menjadi standar moral pemerintahan di Halmahera Selatan.
Masyarakat, tokoh pendidikan, dan pemerintah bersama-sama mendukung program ini, karena telah terbukti membawa kemajuan nyata.
Kebijakan yang berpihak pada rakyat kecil bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan bersama yang disepakati oleh seluruh elemen masyarakat Halsel.
Warisan kepemimpinan Dr. Muhammad Kasuba adalah warisan nilai — bahwa kesejahteraan sejati dimulai dari manusia yang sehat dan berpendidikan.
Ia telah menunjukkan bahwa kepemimpinan yang berjiwa rakyat tidak hanya dikenang, tetapi juga menjadi inspirasi yang menggerakkan generasi berikutnya untuk terus melanjutkan perjuangan. (Redaksi/Rodi).
Sember data :
-Data Dinas Pendidikan Halsel 2007
-Data Dinas Kesehatan Halsel 2014

